Wednesday, June 7, 2017

Inspirasi restoran dengan konsep klasik-antik


Sebagai salah satu penggiat barang-barang klasik, tidak dapat dipungkiri tren baru managemen pemasaran sebuah produk makanan sekarang ini sudah jauh berkembang pesat.

Dalam sebuah marketing rumah makan, pemilik atau owner sekarang ini tidak selalu terfokus pada image produk makanan sendiri tetapi juga sangat memperhatikan packaging / tematik tempat jualannya.

Sebagai contoh, mungkin banyak orang menjual jajanan bakso. Bakso dengan berbagai macam rasa dan bentuk tetapi tetap mengusung nama Bakso. Mereka akan berlomba-lomba membuat produk bakso seunik mungkin untuk menarik pelanggan.

Tetapi sekarang ini, hal tersebut tidaklah cukup. Pasar menginginkan sesuatu yang lebih daripada sebuah rasa dan warna produk. Mereka yaitu pembeli ingin menikmati sensasi lain yaitu sebuah "pengalaman".



Pertanyaannya, bagaimana pemilik resto menerjemahkan "pengalaman" tersebut?

Salah satu idenya adalah kemudian pemilik berlomba-lomba membangun tempat makan yang unik. Berbagai konsep dan desain restopun dibuat. Ada yang menonjolkan tematik modern, tradisonal atau kontenporel.

Nah, belum lama ini saya mendapat orderan lampu penerangan untuk konsep restoran tradisional di salah satu merk Bakso terkenal di Jakarta. Saya mengira bahwa konsep tradisional hanya sebatas bangunan dan aksesoris khas Jawa saja dalam khasus ini. Ternyata tidak !

Bangunan restoran semi tradisional berbentuk rumah limasan dengan meja-meja yang besar. Selain itu setiap sudut atap di gantung lampu-lampu kerek jawa dengan kap berwarna-warni.

Tidak lupa juga untuk memberi aura tradisionalnya, gebyok dihadirkan disalah satu sudut utama. Aksesoris-aksesoris pendukungnyapun dibuat dengan material klasik jaman tempo dulu seperti kayu dan batu alam.

Tak disangka, setelah menelisik lebih detail dan berkeliling melihat-lihat resto ini ternyata saya cukup kaget. Semua ornamen resto ini merupakan benda-benda antik yang dikumpulkan kemudian diremake / dibuat kembali menjadi aksesoris yang bernilai lebih tinggi.

Memang ada beberapa barang yang sudah dari sananya antik artinya barang jadul tersebut sudah pas dan tidak perlu dirubah lagi dalam menyelaraskan konsep resto.

Dan, akhirnya setelah bertanya-tanya pada pemilik resto saya baru mengeri konsep marketing baru. Sebelumnya saya bertanya-tanya " Mengapa harus menggunakan aksesoris meja-kursi yang benar-benar antik?" Bukannya konsep tradisonal dan klasik tidak harus dibuat antik?

Ooo ya mungkin diantara anda belum begitu memahami mengenai perbedaan antik dan klasik. Secara umum konsep klasik mengacu pada barang-barang baik baru maupun lawas yang mengikuti model-model jaman dulu dari sisi desain sedangkan Antik lebih dekat dengan barang-barang lawas atau jadul yang mempunyai nilai desain unik atau mempunyai sejarah penting.

Kembali ke pertanyaan tadi, mengapa harus memakai barang-barang sepenuhnya antik untuk konsep resto tersebut. Jawabannya adalah barang-barang tersebut tidak hanya sebagai aksesoris pajangan saja tetapi diperjual belikan juga.



Jadi, konsep restoran tradisional bukan sekedar untuk packaging jualan bakso saja tetapi sudah dalam tahap galeri plus rumah makan. Semua aksesoris antik dikasih bandrol harga.

Misalnya orang sedang makan bakso diatas meja-meja antik tersebut kemudian tertarik dengan meja tersebut maka orang tersebut boleh menawarnya. Nanti meja yang sudah laku akan diganti dengan meja antik baru lainnya kembali. Seperti menyelam sambil minum susu ini, hehehehe..

Konsep-konsep marketing seperti ini mungkin merupakan hal yang cukup baru tetapi ternyata ada beberapa resto yang sudah menerapkannya. Cukup unik dan inspiratif bukan?

Jika anda sedang mencari lampu-lampu klasik untuk aksesoris cafe atau bangunan restoran. Silahkan bisa mengunjungi www.djogjaterang.com. Disana menjual lampu-lampu klasik seperti lampu gantung kerek, lampu dinding, lampu meja amaupun lampu cabang dengan harga terjangkau. Selain itu untuk semua pengiriman rusak atau p[ecah akan mendapatkan garansi.


No comments:

Post a Comment